TERAS

SAMPUL BUKU DAN TERAS MEMILIKI KESAMAAN YANG HAMPIR SERUPA.... KEDUANYA JANGAN DINILAI DARI NAMPAKNYA SAJA.... NAMUN BACALAH DAHULU BUKU ITU ATAU BERTANDANGLAH KE RUMAH YANG ANDA NILAI HALAMAN RUMAHNYA.... KEMUDIAN.... SILAHKAN ANDA BERKOMENTAR..... !!!!

Selasa, 22 Februari 2011

BAB 4 ALSINTAN


BAB 4. MENGENAL ALAT DAN MESIN PEMANENAN

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran manusia dari waktu ke waktu, cara pemungutan hasil ( panen ) pertanian pun ikut mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan. Tuntutan kebutuhan manusia akan pangan mendesak pemikir untuk memecahkan masalah bagaimana meningkatkan produksi, dan produksi kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.
Dalam meningkatkan produksi , salah satu aspek yang harus ditekan serendah  mungkin adalah masalah kehilangan produksi diwaktu panen. Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan kerja adalah bagaimana menekan waktu yang dibutuhkan dalam memanen dalam satuan luas tertentu. Ini bertujuan agar dalam waktu yang cepat dapat memungut hasil yang optimum dengan kehilangan hasil yang serendah mungkin dan efisiensi kerja serendah mungkin.
Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam dan jenisnya yang digolongkan menurut jenis tanaman dan tenaga penggerak, juga menurut cara traditional maupun semi mekanis sampai modern. Menurut jenis tanaman, alat dan mesin panen digolongkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian, tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-umbian. Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi jenisnya untuk padi, jagung, kacang-kacangan.

A.    MESIN PANEN TRADITIONAL

Alat panen traditional dari zaman dahulu hingga kini masih tetap digunakan oleh para petani untuk memanen. Alat ini sangat sederhana yaitu parang, sabit, ani-ani, dan sebagainya, yang penggunannya dengan tenaga tangan.
Pada zaman dahulu prosedur panen biji-bijian menggunakan sabit, alat babat panjang ( Scythe ) , babat pendek ( Cradle ), dengan diinjak atau dibanting dengan tangan ( Hand raking ), menampi dan hembusan angin ( Wind rowing ).


Sugarcane Tradition of Antigua and Barbuda
The history of sugarcane production in Antigua and Barbuda is reflected in a mural of black laborers harvesting with machetes. The British introduced sugarcane to the Caribbean island nation in the 1630s; they also enslaved black Africans and brought them to work the cane plantations. Although not as important as it once was, sugarcane still retains a vital role in the Antiguan economy.
Bert Sagara
Microsoft ® Encarta ® 2008.

Penggunaan alat panen traditional memiliki kelemahan dan keuntungan dalam pengoperasiannya.

Kelemahan dari penggunaan alat traditional ini adalah :
-          Kebutuhan tenaga kerja per hektar banyak
-          Kehilangan hasil saat panen relative tinggi
-          Kenyamanan bekerja rendah
-          Kapasitas kerja rendah
-          Biaya panen perhektar relative tinggi

Keuntungan dari penggunaan alat traditional ini adalah :
-          Memberikan kesempatan kerja lebih banyak kepada masyarakat ( buruh panen )
-          Hasil panen lebih terpilih kualitasnya
-          Harga alat murah

B.     MESIN PANEN BIJI-BIJIAN / GRAIN COMBINE / REAPER

Kegiatan pemanenan bisa dilakukan menggunakan alat traditional ataupun mesin pemanen. Penggunaan mesin pemanen ditujukan agar lebih memudahkan petani untuk memunggut hasil panen serta mengurangi kehilangan hasil panen. Prinsip kerja mesin pemanen mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakkan tanaman dan menjatuhkannya atau merobohkan tanaman tersebut, bahkan ada yang langsung otomatis mengikat tanaman menjadi seperti berbentuk sapu lidi berukuran besar.
          Penggunaan mesin panen pertama kali di California , Amerika Serikat pada tahun1885, digunakan untuk pemanenan gandum.
  
Karena banyak sekali jenis dan tipe reaper yang beredar dipasaran, masing-masing memiliki keunggulan dan kelebihannya sendiri.
Kelemahan dari penggunaan mesin ini adalah :
-          Bagi jenis / verietas tanaman tertentu yang mudah rontok, maka kemungkinan rontoknya akan semakin banyak yang disebabkan karena getaran atau perlakuan oleh mesin.
-          Biaya awal yang tinggi, yaitu biaya untuk pembelian alatnya dan harga bahan bakar yang kian meningkat.
Keuntungan dari penggunaan mesin ini adalah :
-          Kapasitas kerjanya tinggi ( jam /  ha )
-          Hanya membutuhkan tenaga kerja yang sedikit ( 2-3 orang / ha )
-          Biaya panen perhektar relative lebih rendah dibandingkan dengan cara traditional.
-          Kehilangan biji / bulir relative lebih rendah bagi jenis / varietas tertentu yang sukar rontok.
-          Dapat dimiliki kelompok tani secara gabungan

Selain kelemahan dan keuntungan , dalam memudahkan pengoperasian maka setiap produk dari reaper selalu disertai beberapa tambahan penting saat pembeliannya :
-          Buku petunjuk operasional
Buku petunjuk operasional disusun untuk memberikan informasi dasar tentang:
o   Pengoperasian
o   Pemeliharaan
o   Perawatan umum mesin pemanen
o   Petunjuk keselamatan kerja
-          Leaflet atau booklet
-          Daftar suku cadang dan atau alamat agen purna jual
-          Informasi lain yang berkaitan dengan mesin tersebut.

Dalam penggunaannya pada dasarnya mesin pemanen memiliki 5 operasi dasar :
1.      Memotong
2.      Mengangkat dan memasukkan bahan yang telah terpotong ke dalam mesin perontok
3.      Merontokan atau melepaskan biji dan malai/ jerami
4.      Memisahkan biji dan jerami dari sisa tanaman lain
5.      Membersihkan biji dari sisa tanaman dan kotoran lain.

Namun tidak semua operasi dasar mesin pemanen terpenuhi pada sebuah mesin pemanen.
Bagian – bagian utama mesin reaper adalah :
  1. Motor bakar
Fungsinya sebagai penggerak biasanya menggunakan bahan bakar bensin
  1. Tangan pengait yang bekerja secara otomatis
Fungsinya sebagai pengait / penarik batang tanaman kearah pisau pemotong
  1. Pisau pemotong
Berupa pisau berputar berbentuk seperti lingkaran bergerigi untuk memotong tangkai / batang tanaman.
  1. Pelempar otomatis
Fungsinya melempar batang yang terpotong ke samping alat.
  1. Roda
Fungsinya untuk berjalan di lahan.

Petunjuk keselamatan kerja dalam mengoperasikan mesin reaper :
  1. Jalankan mesin jika operator benar-benar telah memahami cara pengoperasiannya
  2. Sebelum menjalankan mesin, yakinkan bahwa lingkungan sekitar mesin aman
  3. Jaga bagian tubuh dari sentuhan komponen yang berputar.
  4. Kenakan pakaian yang tidak longgar.
  5. Jangan bekerja pada kondisi mesin yang buruk ( misal baut kendor )
  6. Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah.
  7. Jangan mengisi bahan bakar dalam kondisi mesin menyala atau dekat dengan sumber api.
  8. Sediakan selalu kotak PPPK ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan )

Berikut adalah beberapa contoh mesin pemanen sederhana yang telah diproduksi di Indonesia :

NO
NAMA ALAT
FUNGSI UTAMA
SPECIFIKASI
KELEMAHAN
KEUNGGULAN
1.
STRIPER IRRI  SG 800
Melakukan panen padi dengan cara menyisir tegakan tanaman padi yang siap panen, mengambil butiran padi dari malainya , dan meninggalkan tegakan jerami di lapangan
-Nama mesin : IRRI SG 800
-Tenaga : 11-13 Hp/Bensin
-Bobot : 240 kg
-Dimensi : PLT ( 2600 x 1900 x 1300 x mm)
-Kapasitas lapang : 1ha/hari
-Susut panen : < 1
-Kec .di lap : 4,3 km/jam
-Kec di jalan : 11 km/jam
-Kec mundur :
3,5 km/jam
-Jml operator : 4 orang
Tidak mampu beroperasi di lahan berlumpur dalam / berair melimpah.
-Hemat tenaga kerja
-Mampu dioperasikan dilahan sempit
-Mampu bekerja dilahan sawah pasang surut yang berlumpur dangkal dengan genangan air kurang dari 5 cm.
2.
STRIPER CHANDUE
Melakukan panen padi sebagai pengganti sabit dan banyaknya tenaga kerja secara manual
-Nama : Chandue DP 6000
-Tenaga : 17 Hp/Bensin
-Bobot : 260 kg
-Dimensi : PLT ( 2800 x 2000 x 1500 x mm )
-Kapasitas lapang : 1 ha/hari
-Susut panen : 2,9 %
-Kec di lap : 4,0 km/jam
-Kec. Mundur : 4,0 km/jam
-Jml operator : 4 orang
-Konsumsi bahan bakar : 2,75-3 L/jam
-Kemampuan putar : 360 0
-Hasil panen harus dirontok dan dibersihkan karena hasil panen kotor dan banyak malai padi yang belum terontok
-Belum dikenal luas / tidak cocok dengan kondisi petani Indonesia ( hanya cocok untuk daerah tertentu )
-Hemat tenaga kerja
-Mempersingkat waktu panen
-Menghemat biaya panen
3.
MOWER / MESIN SABIT
Memanen padi, Mesin ini dikombinasikan dengan perontok, dan juga merupakan modifikasi dari pemotong rumput.
-Nama : Mower ( Mesin Sabit )
-Tenaga : 2 Hp/Bensin
-Bobot : 8,5-10 kg
-Dimensi : PLT ( 2000 x 570 x 500 x mm )
-Kapasitas lapang : 18-20 jam / ha
-Susut panen : < 1%
-Kec. di jalan : 0,5
km/jam
-Konsumsi bahan bakar : 0,6-0,8 L/jam
-Tingkat kebisingan : 86-96 dB

-Mempersingkat waktu panen
-Memperkecil kehilangan hasil
-Menurunkan biaya panen.
 



 
C.    MESIN PANEN JAGUNG ( CORN PICKER / MAIZE HARVESTER )

Jagung dapat dipanen / dimanfaatkan dalam bentuk biji jagung dan tongkolnya, dan seluruh bagian tanaman yang digunakan untuk makanan ternak.
Secara traditional jagung biasanya dipanen secara manual, yakni dengan memetik buah jagung dari pohonnya, kemudian dikupas dan dipipil.
Panen secara manual masih dominan di negara-negara berkembang. Dinegara-negara maju telah digunakan mesin panen jagung yang dikenal dengan nama ROW CORN PICKER, yang pertama kali dibuat pada tahun 1874.

Harvesting Corn
Farmland covers nine-tenths of Iowa’s land area. Of this farmland, more than one-third is used for cultivating corn. Here, corn is harvested on one of Iowa’s many farms.
Iowa Department of Economic Development
Microsoft ® Encarta ® 2008. © 1993-2007 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Ada beberapa tipe mesin panen jagung yang ada di pasaran :
1.      Stripper
Mesin yang hanya untuk melepas buah dari pohonnya.
2.      Picker husker
Mesin untuk melepas dan mengupas buah dari kelobotnya.
3.      Picker Sheller
Mesin untuk melepas, mengupas dan memipil
4.      Picker Chopper
Mesin untuk melepas, mengupas, memipil dan memotong pohon jagung yang selesai dipanen.
 
Corn Harvest in Illinois
These Illinois farmers are harvesting corn with a combine, a machine that picks the ears from the stalks, removes the husks, and shells the kernels from the cobs. Modern combines can pick, husk, and shell up to 13 metric tons (500 bushels) of corn per hour. While astonishingly efficient, combines and other farm machinery offset their benefits by consuming nonrewable fossil fuels.
Dr. A.C. Twomey/Photo Researchers, Inc.
Microsoft ® Encarta ® 2008.

Kecelakaan serius pada pengoperasian mesin panen jagung paling banyak terjadi dibanding mesin pertanian yang lain. Kebanyakan kecelakaan terjadi karena operator ingin mengatasi snapping rolls dari kemacetan sementara mesin tetap berjalan, dan dengan tidak sengaja, pakaian atau tangan menyentuh rolls yang sedang berputar.

Untuk meminimalkan kecelakaan yang terjadi akibat pemakaian corn picker, The farm equipment institute dan the national safety council Amerika serikat mengeluarkan rekomendasi dalam penggunaan corn picker yang isinya :

1.      Usahakan agar mesin tetap dalam barisan tanam
2.      PTO ( power take off ) harus tetap tertutup
3.      Snapping rolls harus dalam kondisi baik
4.      Pastikan kopling pengaman disegel secara tepat
5.      Tidak boleh terlalu dengan mesin terutama anak-anak
6.      Matikan motor sebelum melepas dan me,mbersihkan mesin
7.      Gunakan kecepatan operasi sesuai dengan kondisi lapangan
8.      Baca buku instruksi mesin
9.      Jangan membersihkan dan melumasi mesin sebelum tenaga motor diputus
10.  Daya motor harus diputus waktu turun dari traktor

C.    MESIN PERONTOK BIJI-BIJIAN/ THRESHER

Untuk tanaman padi, biasanya petani banyak menggunakan alat pemanen manual, misalnya ani-ani atau sabit. Meskipun ada alat pemanen padi mekanis namun petani di Indonesia masih jarang menggunakannya. Salah satu alat untuk pengolahan pemanen padi disebut thresher.

Prinsip kerja thresher :
1.      Thresher merontokkan padi dengan cara  melepas bulir-bulir gabah dari tangkai atau malai untuk kemudian memisahkannya
2.      Pelepasan bulir gabah dari tangkai atas dasar tarikan , pukulan, dan gesekan serta kombinasi dari ketiganya
3.      Bagian thresher yang berfungsi melepaskan bulir gabah adalah gigi perontok

Macam-macam thresher
1.      Menurut tenaga penggerak dan cara kerjanya, Thresher padi dapat dibedakan menjadi tiga
o   Pedal Thresher :
Perontok yang digerakkan oleh kaki operator
o   Power Thresher :
Perontok yang digerakkan oleh motor bahan bakar atau motor listrik melalui system transmisi
o   Automatic Thresher :
Perontok berpenggerak motor yang telah disempurnakan dengan menambah alat pengumpan otomatis
2.      Menurut cara pengumpanannya, Thresher padi dibedakan menjadi dua
o   Bahan umpan dipegang ( hold on )
caranya tangkai padi dipegang dan malai diletakkan diatas silinder perontok atau dibawah silinder perontok
o   Bahan umpan dilepas ( throw in )
caranya pengumpanan dilakukan dengan melepas padi ke dalam ruang perontok
3.      Menurut pemisahan hasil perontokan, thresher padi dibedakan menjadi tiga
o   Pemisahan dengan tangan ( hand chaff disposing type )
o   Pemisahan dengan sendirinya ( self chaff disposing type )
o   Pemisahan otomatis ( automatic chaff disposing type )
 
Thresher  seperti halnya alat dan mesin lain, memerlukan perawatan. Tanpa perawatan maka mesin akan cepat aus, efisiensinya rendah, umurnya relative pendek, dsb.
Ada 3 tahap dalam perawatan mesin :
  1. Tahap sebelum operasi
  2. Tahap operasi
  3. Tahap setelah operasi
Secara umum persyaratan operasi dalam penggunaan threrser adalah :
o   Baca buku petunjuk
baca petunjuk secara menyeluruh sebelum penggunaan threser untuk pertama kali, perhatikan dan pahami benar-benar penanganannya.
o   Periksa mesin sebelum digunakan
Sebelum menggunakan threser dibersihkan, kencangkan mur dan baut yang kendur, beri pelumas pada bagian yang perlu
o   Padi yang dirontokkan cukup kering
Kadar air yang tinggi membuat kesulitan dalam pemisahan gabah dengan sisa jerami
o   Keseragaman muatan perontokan
Memberikan muatan yang besar secara tiba-tiba ke dalam mesin perontok akan menimbulkan kemacetan.
o   Pengaturan personil yang mengoperasikan mesin
Untuk mendapatkan pengoperasian threser yang efektif perlu pengaturan kerja personil. Sehingga para personil bisa kerja dengan maksimal sesuai tugasnya.
o   Bersihkan threser sebelum penyimpanan
Gabah dan sisa jerami yang tertinggal dalam Threser akan mengundang masuknya tikus , yang mengakibatkan bertambahnya karat pada plat besi. Jika terjadi demikian akan mengakibatkan kesulitan saat menggunakan threser itu kembali. Plat yang berkarat akan mengakibatkan aliran gabah buruk, sehingga kinerja mesin menurun.
o   Pilih operator yang terampil

Disamping persyaratan diatas perlu diperhatikan beberapa hal dalam penggunaan threser :
  1. Tempatkan mesin pada tempat yang rata, dekat dengan tumpukan padi yang akan dirontokkan, untuk menggurangi kehilangan karena penanganan dan tercecer.
  2. Letakkan plastic lembaran dibawah mesin untuk menampung gabah yang jatuh
  3. Tempatkan mesin sedemikian rupa hingga sekam atau jerami yang keluar searah angin, ini akan mengurangi hamburan debu, kotoran lainnya ke arah rontokan
  4. Setelah pemeriksaan mesin dihidupkan dan biarkan mesin hidup beberapa menit tanpa beban.
  5. Setelah motor dan silinder berputar dengan teratur, penggumpanan dapat dimulai
  6. Apabila terjadi kemacetan, motor segera dimatikan. Penutup silinder dibuka dan dibersihkan dari jerami yang tertinggal, dan motor dihidupkan kembali.
  7. Tangan yang mengumpan jangan terlalu dekat dengan mulut mesin perontok, karena akan terseret oleh putaran silinder.

Petunjuk keselamatan kerja dalam mengoperasikan mesin threser :
  1. Jalankan mesin hanya bila operator benar-benar telah memahami cara pengoperasiannya. Gunakan buku petunjuk pemakaian sebagai panduan.
  2. Sebelum menjalankan mesin , yakinkan bahwa lingkungan sekitar mesin aman dan gas dari knalpot mesin dapat bersirkulasi dengan baik
  3. Jaga bagian tubuh dari sentuhan komponen mesin yang berputar.
  4. Jangan bekerja pada mesin dalam kondisi yang buruk.
  5. Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah, dan jangan mengisi bahan bakar sewaktu dalam keadaan mesin hidup.
  6. Sediakan selalu kotak PPPK ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan )

SUMBER BELAJAR
- Modul
- Buku :
1. Mesin-mesin budidaya pertanian di lahan kering, Frans Jusuf Darwin; dkk, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
2. Ketrampilan bercocok tanam hortikultura, Drs. Yandianto, Penerbit M2S, Bandung, 2003.
3. Tehnik aplikasi pestisida pertanian, Panut Djojosumarto, Penerbit Kanisius,Yogyakarta, 2000.
4. Mesin perontok padi, Indro Purwono, Penerbit Kanisius, 1992.